Arsip

Monday, October 5, 2009

Tahukah kita?

Untuk mengurangi kejenuhan karena tulisan yang panjang dan membosankan bagi pembaca blog ini, maka saya menulis materi pendek yang menyangkut ayat-ayat dalan Al Qur'an untuk sekedar mengingatkan apakah kita menyadari bahwa ayat tersebut "ada". Mengenai pemahamannya bebas terserah masing-masing pembaca dan tergantung dari tingkat kesadaran, kepasrahan, kemanusiaan dan "kedalaman"  masing-masing pembaca terhadap QS 2:62, 5:69. Itu adalah haq hakiki pembaca masing-masing dan tidak ada yang dapat membantah keyakinan saudara-saudari . Selamat membaca.

05. Kalau kita "kebetulan" diajarkan baik oleh guru kita atau lingkungan kita untuk "memusuhi" teman atau saudara kita yang berbeda agama/keyakinan dengan kita sebaiknya kita membaca dan menyimak firman Allah dibawah ini dulu dengan seksama, dalam-dalam dengan nurani kita yang bersih, tanpa prasangka dan memakai akal/nalar yang sehat (ini adalah makna membebaskan "budak" yaitu diri kita sendiri dari kungkungan dogma yang sudah merasuk diri kita).

Surah Al Maa-idah ayat 106 Hai orang-orang yang beriman, apabila salah seorang kamu menghadapi kematian, sedang dia akan berwasiat, maka hendaklah (wasiat itu) disaksikan oleh dua orang yang adil di antara kamu, atau dua orang yang berlainan agama dengan kamu, jika kamu dalam perjalanan di muka bumi lalu kamu ditimpa bahaya kematian. Kamu tahan kedua saksi itu sesudah sembahyang (untuk bersumpah), lalu mereka keduanya bersumpah dengan nama Allah jika kamu ragu-ragu: "(Demi Allah) kami tidak akan menukar sumpah ini dengan harga yang sedikit (untuk kepentingan seseorang), walaupun dia karib kerabat, dan tidak (pula) kami menyembunyikan persaksian Allah; sesungguhnya kami kalau demikian tentulah termasuk orang-orang yang berdosa".

Ulasan penulis: Jika memang Allah memerintahkan umat Islam untuk memusuhi kaum lain tentu Allah tidak akan memerintahkan kita mencari dua orang saksi yang agamanya berbeda dengan kita atau bukan beragama Islam.


04. Bagi Saudara-saudara yang berfikir bahwa mereka mampu berlaku adil dan berniat untuk menambah istri lagi, mungkin ada baiknya Saudara membaca dulu ayat dibawah ini sebelum membuat keputusan.
Surah An Nisaa' (QS4):129.  Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara isteri- isteri (mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai), sehingga kamu biarkan yang lain terkatung-katung. Dan jika kamu mengadakan perbaikan dan memelihara diri (dari kecurangan), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.



03. Surah Ibrahim (QS14) :1
Alif laam ra, (inilah) Kitab Kami turunkan kepadamu supaya engkau mengeluarkan manusia dari gelap kepada terang dengan izin Tuhan mereka kejalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.

Ulasan penulis: Betapa Allah memerintahkan dengan rendah hati agar nabi Muhammad dengan santun meminta izin kepada "Tuhan mereka" untuk mengajaknya ke level keimanan yang lebih tinggi (kepasrahan/penyerahan diri total) dalam penyembahan kepada Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji. Disini Allah tidak bicara "agama A" atau "agama B". Sudahkan kita memiliki kesadaran yang waras/sehat dan ilmiah bahwa kita sudah berada di level yang dikehendaki oleh Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji? Bukankah sering dikatakan bahwa Islam adalah agama yang ilmiah? Pastikanlah diri kita masing-masing akan hal itu, teliti diri kita sendiri ,bukannya memastikan orang lain (yang demikian namanya usil), bukannya menoleh kepada orang lain diluar diri kita, siapapun dia, apapun agamanya.
--0--
02. Surat Yuunus (QS10) : 94
Maka jika engkau (Muhammad) dalam keragu-raguan tentang apa yang Kami turunkan kepadamu, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang membaca kitab sebelum engkau. Sungguh telah datang kebenaran kepadamu dari Tuhanmu sebab itu jangan sekali-kali engkau termasuk orang-orang yang ragu.

Ulasan penulis: Kita tahu manusia pertama yang "membaca" Al Qur'an adalah Muhamad bin Abdullah. Jadi Nabi Muhamad harus bertanya pada siapa? Disini betapa Allah Yang Maha Perkasa memerintahkan agar nabi Muhammad agar tetap rendah hati, santun dan tetap belajar dari kaum terdahulu/lain yang sudah membaca kitabNya yang lebih awal diturunkan. Jika pemahaman pembaca-pembaca berbeda maka itu adalah mutlak haq pembaca masing-masing.
--0--

01. Surat Al A'raaf (QS7) :7
(Dari AL QURAN TERJEMAHAN INDONESIA - Terbitan PT Sari Agung. Hal. 276. Penyusun TIM DISBINTALAD; 1. Drs H A Nazri Adlany 2. Drs H Hanafie Tamam 3. Drs H A Faruq Nasution)
Fa la naqushshanna 'alaihim bi 'ilmiw wa maa kunna ghaaibiin.
Maka sungguh akan Kami kabarkan dengan ilmu (bukti-bukti keterangan) kepada mereka dan Kami sekali-kali tidak pernah gaib.

Ulasan penulis: Allah masih ghaib bagi mereka yang mata hatinya belum terbuka (QS 44:46, 7:179, 17:22). Penulis (atau siapapun) tidak dapat yang melarang sekiranya pembaca ingin merubah, membelokan arti ayat tersebut demi kepentingan pribadinya nya (politis atau golongan ataupun juga karena merasa sulit memahaminya) atau sesuai selera hatinya. Itu adalah mutlak haq pembaca. Kita semua tahu Allah adalah Maha Bijak, Allah 100% menyerahkan keputusannya kepada masing-masing diri, sesuai dengan resiko yang akan ditanggungnya.
--0--

Sekian dahulu, mohonkanlah kepada Yang Maha Tahu, mudah-mudahan materi yang pendek ini dapat "terserap" dengan mudah, baik dan benar.
Blog ini semata untuk mereka yang meyakini bahwa keindahan, keagungan dan kebesaranNya justru tampak lebih jelas dan indah didalam perbedaan-perbedaan dan keaneka-ragaman yang diciptakanNya dan disamping untuk menambah wawasan bagi saudara-saudara kami yang meyakini adanya kedamaian universal didalam kebenaran Islam. Bagi saudara-saudara kami yang merasa sudah mencapai Kebenaran pada jalan berbeda, kami ucapkan selamat dan terimakasih kami atas toleransinya yang sudah diberikan kepada kami. Jika pemahaman kami ini terasa mengganggu kenyamanan Ibu / Bapak / Saudara-saudari kami mohon keichlasannya untuk memaafkan, biarkanlah kami tetap dalam upaya 'pencarian' kami dan kami persilahkan menutup blog ini atau silahkan tetap membaca sejauh tidak merasa kenyamanannya terganggu.