Arsip

Wednesday, September 16, 2009

SANT MAT



Dibawah ini adalah cukilan dari sebuah buku "Mutu Manikam Rohani/Spiritual Gems" (halaman 317 s/d 321 No.205) yang ditulis oleh mendiang Hazur Maharaj Baba Sawan Singh Ji (Lahir 27July 1958-wafat  2April 1948, salah seorang mendiang Satguru Radha Soami Satsang Beas) berdasarkan korespondensi beliau dengan salah seorang bakta (muridnya) yang berkebangsaan Amerika Serikat dan tinggal di USA yang tampaknya beragama Nasrani atau Khatolik.
Jika kita simak dengan teliti dan hati-hati banyak sekali pelajaran luhur dan berharga yang bisa kita petik dan teladani disini.

Bagi mereka yang merasa tidak "nyaman" dengan materi ini, penulis minta maaf sebesar-besarnya, Bapak dan Ibu atau Saudara-saudari bisa membuka banyak website lain yang lebih memberikan kenyamanan. Trimakasih atas toleransi yang diberikan - Penulis.


SURAT JAWABAN KEPADA SEORANG MURID
Saya senang sekali kepada anda berdua atas cara hidup anda yang telah anda tata secara praktis dan juga atas sikap hidup anda. Anda menjadi teladan dari apa yang diajarkan oleh Sant Mat dalam teorinya. Anda telah menghadapi pasang surut kehidupan dengan gembira dan kepercayaan anda kepada kebaikan Satguru tidak pernah goyah. Dalam keadaan susah dan sakit, kita mem­peroleh kesempatan untuk menguji diri sendiri dan seberapa dalam kepercayaan kita. Surat anda yang ditulis setelah ..... sembuh dari serangan penyakitnya, mengundang pujian bagi anda berdua. Ke­sakitan, jika ditanggung dengan sabar, akan menyebabkan lebih sedikit kesulitan dan kekhawatiran bagi pasiennya sendiri maupun mereka yang merawatnya. Kesabaran tergantung kepada diamnya pikiran, dan semakin tinggi ia naik, semakin besar kesabaran yang diperoleh.
Anda tahu bahwa kita tidak akan hidup di sini untuk selamanya, ­dan kita juga tidak ingin tinggal di alam pergumulan dan pergolakan ini semenitpun lebih lama dari yang seharusnya. Kita pada suatu hari akan pergi. Kita harus menata kehidupan kita sedemikian rupa sehingga kita dapat menunaikan semua tugas kita disini dengan sebaik mungkin dan akan langsung ikut bersama sang Penjemput bila Ia datang dan mengajak kita Pulang. ... Ini merupakan saat untuk mempersiapkan diri untuk itu. Lagi pula, mengapa kita harus tergesa-gesa? Jalan menuju Rumah kita itu diterangi oleh cahaya banyak matahari dan bulan yang cemerlang; Rumah kita adalah perwujudan dari Ketenangan; dan Bapa kita adalah Kasih dan Karunia. Sekali lagi saya ulangi di sini bahwa anda telah berbuat sebagaimana layaknya seorang siswa.
........mengatakan bahwa sewaktu serangan penyakit yang terakhir kali, ia tidak melihat cahaya dan ia takut untuk melewati kegelapan. Dokter juga mengira bahwa ia dapat meninggal dunia setiap saat, tetapi Satguru masih belum juga muncul. Anakku tercinta, anda tidak akan meninggal dalam kegelapan. Ajal masih belum tiba, dan bila itu hanya pelunasan karma buruk, Bentuk Satguru tidak akan muncul sehingga sang bakta tidak dapat memohon untuk mengu­bah atau menghilangkan penyakitnya. Satguru ingin agar karma itu dijalani dan efek buruknya dihilangkan. Bila efeknya telah hilang, Bentuk itu akan muncul. Tetapi menjelang ajal, Satguru tidak akan melupakan jiwa dan akan tetap menyertainya, akan menjadikan Aliran begitu nikmat sehingga perhatian akan tertarik dari segala arah dan terpusat di dalam.
Bila karma tertentu harus dijalani, Bentuk itu absen, dan saya akan menceritakan kepada anda tentang ibu saya: Ia telah diinisiasi oleh Satguru saya - Baba Jaimal Singh Ji - dan sekali atau dua kali seminggu ia dapat melihat Satgurunya di dalam. Saya waktu itu masih bertugas di Pegunungan Himalaya, agak jauh dari rumahnya. Sebagai seorang ibu yang baik, ia sering menulis surat tentang hal-hal yang baik saja namun tidak pernah menulis tentang penya­kitnya agar saya tidak mencemaskan dia. Ia jatuh sakit selama dua bulan. Saya menerima tilgram agar datang. Sesampainya di rumah, keadaannya sudah membaik. Sewaktu ditanya tentang penyakit­nya, ia mengatakan bahwa penyakitnya sendiri tidak begitu terasa seperti ketidak-hadiran Satguru (di dalam) selama dua bulan pe­nuh. "Namun sekarang la sudah berada bersama saya lagi sejak tiga hari." Setelah menanyakan lebih lanjut mengapa Satguru tidak muncul selama dua bulan, ia menjawab bahwa Satguru berkata: "Engkau sekarang harus pergi. Ajalmu telah tiba. Masih ada be­berapa karma yang harus dijalani, karena engkau tidak akan diberi kelahiran baru lagi. Karma itu harus dijalani sekarang dan engkau akan dijemput tiga hari lagi." Setelah tiga hari, ketika saatnya tiba, ia meminta kami (sanak keluarganya) untuk duduk bermeditasi. Sewaktu kami bermeditasi, ia meninggal. Anakku tercinta, jangan khawatir. Anda tidak akan dijemput tanpa pemberitahuan (Bagi mereka yang jiwanya tertambat pada Shabda tentunya-Pen.) .
Kembali lagi kemari atau langsung naik setelah kematian, itu tergantung kepada kecenderungan perhatian. Seperti piring tim­bangan, bagian yang mempunyai beban lebih berat akan turun. Jika dunia ini sudah tidak berarti dan tidak berharga lagi bagi anda, dan anda sungguh-sungguh menganggapnya sebagai fana, sama sekali tidak patut diperoleh dan sebaliknya pikiran anda tertuju kepada kasih Satguru dan Sat Purusha, dan anda rindu untuk pergi ke Sach Khand, maka tidak ada satu kekuatanpun yang dapat mem­bawa anda kembali.
Jika oleh suatu keadaan yang tidak menguntungkan, kita tidak dapat menyisihkan waktu secukupnya bagi Aliran Suara - tetapi sudah ada kasih membara akan Satguru dan kerinduan untuk masuk ke dalam - andapun tidak akan diberi kelahiran kembali. Jiwa akan dibawa ke Trikuti atau Daswandwar dan harus mengejar ketinggalannya dari sana, dan pada waktunya ia akan dibawa naik lebih lanjut sampai tujuan yang terakhir. Jika sebaliknya kasih akan Nam dan Satguru tidak ada dan pikiran tertuju kepada dunia, maka kelahiran kembali akan diberikan. Tetapi kelahiran yang baru ini akan lebih sesuai untuk melakukan tugas rohani daripada sebelumnya. Pikiran menjadi tenang dan sang bakta akan mem­peroleh Inisiasi dan kesempatan untuk berjuang naik serta menggantikan keinginan duniawi dengan kerinduan untuk hidup di alam-alam yang lebih luhur di dalam.
Oleh sebab itu, seorang bakta Aliran Suara tidak boleh takut akan maut. Ia tidak akan turun lebih rendah dari kehidupan manusia dalam roda transmigrasi. Ia harus berusaha untuk me­nyelesaikan tugasnya dalam hidup sekarang ini juga.
Memang benar apa yang anda katakan bahwa tugas kita adalah untuk meringankan beban karma kita dalam hidup sekarang de­ngan memberikan waktu sebanyak yang dapat kita lakukan bagi Aliran itu. Karma dari hidup yang tak terbilang banyaknya, harus dilunasi. Ini mungkin kedengarannya sulit, namun itu lebih mudah dilunasi di sini. Seorang kreditor sudah akan puas dengan mene­rima pembayaran yang jauh lebih kecil daripada jumlah yang harus dibayar oleh si debitor yang telah bertekad untuk meninggalkan negeri itu dan menetap di tempat lain dan yang menerima bantuan dari seorang kaisar yang berkuasa (Satguru).

Saya sudah seringkali mengatakan sebelumnya dan akan mengulanginya lagi bahwa begitu benih Nam (Aliran Suara) telah ditanam di tanah (hati), ia pada suatu hari akan bersemi, tumbuh, menjadi pohon dan berbuah. Tidak mungkin untuk memusnahkan benih itu. Para bakta Aliran Suara harus mencapai Sach Khand. Itu tidak dapat dihindarkan dan tidak ada satu kekuatanpun yang dapat menghalanginya.
...Sebuah perahu yang tertambat akan tetap selamat setelah pasang berlalu; namun jika ia dilepaskan dari tambatannya, ia tidak dapat bertahan. Aliran Suara adalah patokan kita - tambatan kita. Jiwa yang melekat kepada Aliran itu akan aman.
Tidak mengapa jika ia harus memasak daging untuk keluarga­nya. Ia sendiri tidak boleh memakannya. Tetapi anda tahu bahwa bila kita memasak daging, tidak mudah untuk menahan godaan agar tidak memakannya. Dunia ini merupakan tungku yang apinya dapat memurnikan jiwa. Ia harus memandang ke atas dan ke dalam, dan tetap bertahan dalam keadaan itu sedapat mungkin. Aliran itu ada di dalam dirinya dan tidak ada hambatan dari luar yang dapat menghalanginya jika ia ingin mendengarNya.
... Hidup ini dimaksudkan untuk melunasi karma itu. Jika dalam hidup sekarang ini kita melakukan kebaktian, maka kita tidak akan kembali lagi, melainkan akan pulang ke Rumah kita. Hidup yang sekarang ini dimaksudkan untuk mengakhiri keda­tangan kembali kita ke dunia ini. Saya gembira bahwa anda telah memahami Kebenaran ini bagi diri anda sendiri dan juga telah mengajarkannya kepada orang lain.
Seperti yang telah saya katakan, saya tidak menyukai perbu­atan mujizat. Sant Mat tidak menghargai mujizat. Dalam Sant Mat, patuh kepada kehendakNya adalah jauh lebih menguntungkan dan lebih mulia daripada melakukan mujizat. Tetapi jika ada perbuatan yang telah dianggap sebagai mujizat oleh Dr. Johnson, itu mungkin hanya merupakan cara Dr. Johnson untuk menghargainya. Saya tidak pernah merasa melakukan perbuatan seperti itu. ... Masuklah ke dalam dan lihatlah kekuatan menakjubkan apa yang diperoleh jiwa sewaktu ia naik. Sant Mat hanya mengenal satu mujizat dan itu adalah membebaskan jiwa manusia dari transmigrasi dan me­nyatukannya dengan Sumbernya.
Kita tidak dapat menduga kekuatan para Suci. Mereka itu tak terhingga. Mereka adalah Anak-anak kesayangan Bapak yang telah mempercayakan segala milikNya kepada mereka.
Blog ini semata untuk mereka yang meyakini bahwa keindahan, keagungan dan kebesaranNya justru tampak lebih jelas dan indah didalam perbedaan-perbedaan dan keaneka-ragaman yang diciptakanNya dan disamping untuk menambah wawasan bagi saudara-saudara kami yang meyakini adanya kedamaian universal didalam kebenaran Islam. Bagi saudara-saudara kami yang merasa sudah mencapai Kebenaran pada jalan berbeda, kami ucapkan selamat dan terimakasih kami atas toleransinya yang sudah diberikan kepada kami. Jika pemahaman kami ini terasa mengganggu kenyamanan Ibu / Bapak / Saudara-saudari kami mohon keichlasannya untuk memaafkan, biarkanlah kami tetap dalam upaya 'pencarian' kami dan kami persilahkan menutup blog ini atau silahkan tetap membaca sejauh tidak merasa kenyamanannya terganggu.